Halo, microstocker! Di artikel kali ini, microstocker.id mau membagikan beberapa tips dari Adobe Stock tentang pra produksi. Apakah itu penting? Kalau mau tau jawabannya, langsung aja baca artikel di bawah ini, ya!
Shooting video adalah ‘tempat’ di mana keajaiban terjadi—waktu dan lokasi, model, serta properti bersatu dan menginspirasi kita untuk merekam footage unik yang disukai para pembeli stock. Tapi, agar setiap shooting bisa sekreatif, seproduktif, dan sehemat biaya mungkin, kita harus rajin mengerjakan PR pra-produksi.
Yuk, intip beberapa tips terbaik perencanaan produksi yang bisa kamu aplikasikan.
Semuanya Soal Lokasi
Lokasi shooting bakal memberikan mood untuk shooting kita, jadi penting banget buat memilih yang pas. Ini beberapa tips yang perlu diingat agar bisa mencari lokasi yang sempurna:
- Pikirkan semua kenalan. Coba tanya teman, keluarga, bahkan pemilik bisnis lokal, apakah mereka bersedia meminjamkan properti mereka untuk shooting. Sebagai gantinya, kamu bisa menawarkan ke mereka footage keluarga, foto headshot profesional, atau video untuk keperluan marketing.
- Pahami kondisi pencahayaan. Pastikan lokasi cukup terang sehingga bisa merekam tanpa butuh banyak lighting. Dengan begitu, kita punya setup yang lebih sederhana dan lebih banyak ruang buat bergerak dan merekam berbagai skenario.
- Kalau perlu, pakai lampu bawaan lokasi, pastikan tidak membuat kamera berkedip (flicker). Hindari memakai lampu yang persis di atas kepala, hindari memakainya kalau bikin bayangan yang tidak menarik.
- Dapatkan izin properti (property release) yang sudah ditandatangani di awal. Kalau footage kita menampilkan tempat, objek, dan/atau properti yang bisa dikenali dan dimiliki orang lain, kita harus dapat izin tertulis dari pemiliknya sebelum di-submit. Kami sarankan property release ditandatangani sebelum kita menginvestasikan waktu, tenaga, dan uang untuk shooting. Kalau pemilik berubah pikiran tanpa menandatangani release, bisa-bisa kita punya banyak footage yang tidak bisa dipakai.
- Cari konten dan merk dagang yang bisa dikenali. Kamu wajib menghilangkan logo kecil dan apa pun yang bermerek dagang setelah shooting. Dengan video, prosesnya jauh lebih memakan waktu. Sebaiknya hindari merekam konten yang bisa dikenali atau bermerk.
- Sebelumnya, pastikan set bersih dan rapi, tanpa ada logo atau konten yang bisa dikenali di rak, meja, dinding, pakaian, atau tempat lain. Tips untuk menutup logo atau merk dagang yang tidak gampang dihilangkan dari set, selalu bawa sekantong stiker dengan berbagai warna dan ukuran.
Casting Itu Kunci
Model bisa membantu *footage-*mu jadi lebih bagus. Maka dari itu, luangkan waktu buat mencari yang pas. Nah, beberapa tips yang bisa kamu lakukan:
Mulai casting lebih awal. Waktu yang paling ideal adalah dua sampai tiga minggu untuk mencari model. Ini bakal memberikan kita waktu untuk model menyesuaikan jadwal mereka. Selain itu, kalau pilihan pertama kita tidak bisa atau model harus membatalkan di menit terakhir, kita punya cukup waktu untuk mencari pengganti.
Temukan talent yang tepat. Waktu kamu sedang mencari model atau talent profesional, cek platform media sosial dan portofolio mereka, lalu minta video “berbicara di depan kamera” yang terbaru. Usahakan memilih aktor karena mereka sudah terbiasa berakting di depan kamera.
Kalau kamu mencari talent non-profesional, anggota keluarga atau kelompok teman itu bagus buat di-casting karena mereka punya chemistry alami yang terlihat di kamera.
Jaga biaya agar tetap sesuai budget. Talent profesional bisa secara drastis meningkatkan biaya produksi, jadi lebih baik kamu bertanya ke teman dan keluarga dulu. Atau bisa juga membuat pengumuman casting di media sosial.
Prioritaskan keberagaman. Brand dan marketer sekarang lebih tertarik untuk menggunakan video stock yang merepresentasikan keberagaman dunia kita. Bidik casting yang inklusif dan menampilkan orang-orang dari berbagai jenis identitas, usia, komunitas, serta kemampuan.
Luangkan Waktu untuk Memikirkan Style
Begitu sudah merekrut model, waktunya memikirkan pakaian dan gaya mereka. Ini beberapa ide buat bantu memastikan model kita punya tampilan yang pas:
Pilih fashion yang universal dan fleksibel dengan tren. Biar menarik banyak pembeli, konten kita perlu punya daya tarik universal. Jadi, meskipun nggak ada salahnya riset dari iklan-iklan terkini dan memikirkan warna modern serta musim dan liburan mendatang, coba pilih pakaian yang terlihat modern tapi tidak terlalu edgy atau tidak terlalu mainstream.
Buat mood board dasar, lalu bagikan ke model dan tanyakan apakah mereka punya pakaian serupa, atau lihat apakah kita punya sesuatu di lemari sendiri yang bisa mereka pakai agar biaya tetap rendah.
Hindari nama brand dan merk dagang. Minta model untuk menghindari pakaian dan alas kaki bermerek—bisa dengan menutupi logo kecil, pola yang bisa dikenali, dan lain-lain dengan stiker dan selotip. Selain itu, kalau model punya tato yang terlihat, perlu ditutup juga, ya! Kalau tidak bisa ditutup, kamu perlu membuat property release karena tato dianggap sebagai karya seni.
Ganti-ganti penampilan. Pastikan setiap model punya dua sampai empat pakaian berbeda buat dipakai biar kita bisa merekam penampilan yang beda di lokasi.
Pikirkan Kebutuhan Properti
Sewaktu menyusun daftar shot, selalu pikirkan daftar properti yang kita butuhkan untuk setiap shot. Misalnya, kalau shooting kantor, kita mungkin butuh laptop, tablet, komputer desktop, ponsel, kertas kerja, cangkir kopi, bingkai foto, tanaman pot, dan lain-lain. Ini beberapa tips tambahan:
- Cari properti di rumah. Bawa sebanyak mungkin barang pribadi kita biar tidak ada biaya tambahan.
- Tetap update perihal teknologi. Coba pakai teknologi terbaru biar video kita tidak terasa ketinggalan zaman.
- Sekali lagi, perhatikan merk dagang. Pastikan buat menutupi logo atau merk dagang apa pun dengan stiker, casing ponsel atau tablet murah, atau penutup lainnya.
Wajib dicatat bahwa persiapan adalah kunci setiap shooting video yang sukses. Kalau kita berusaha keras dalam perencanaan, kita bakal hemat waktu dan uang. Yang terbaik dari semuanya, produksi kita bakal berjalan lancar karena lebih banyak waktu buat fokus pada ide-ide dan bisa bikin footage yang bakal disukai pembeli stock.
Masih ada banyak tips and trick yang dibagikan oleh Kak Reezky Pradata di buku Microstock Mastery, lho! Atau kamu juga bisa cek video modul yang ada di microstocker.id. Jangan lupa untuk mencoba ide-ide di atas, ya! Salam cuan.