Hai, teman-teman Microstocker.id! Di artikel kali ini kita akan bahas tentang requirement kualitas untuk foto dan video yang di-submit di Shutterstock. Kalian bisa belajar tentang ini di video modul yang ada di microstocker.id/course atau langsung aja scroll ke bawah!
Shutterstock udah lama di dunia kreatif dan selalu berusaha ngasih yang terbaik buat para pelanggannya. Karena itu, Shutterstock menyediakan berbagai pilihan lisensi dan konten yang udah memenuhi standar kualitas dan legalitas yang kamu butuhkan. Kontennya mencakup stock content tradisional yang biasa dipakai buat keperluan komersial kreatif atau editorial, dan juga ada konten khusus data licensing. Data licensing ini cocok banget buat kamu yang mau ngelatih model computer vision.
Semua konten yang diupload ke Shutterstock harus melewati review ketat, lho! Ini gabungan review otomatis sama review tim manusia. Mereka bakal ngecek standar kualitas dan legalitas konten tersebut, baru deh nentuin jenis lisensi yang cocok. Jadi, kamu nggak perlu khawatir soal kualitas dan legalitas konten yang kamu download di Shutterstock!
Ada beberapa kriteria yang dilihat: legal (masalah legal), compliance (nggak melanggar aturan), metadata (informasi foto), dan kualitas. Yuk, lihat detailnya:
1. Kalau foto kamu lolos semua review, legal, compliance, metadata, dan kualitasnya oke punya, maka foto tersebut bisa dijual dengan lisensi kreatif dan data licensing. Kecuali, kalau kamu sebagai kontributor milih buat nggak ngizinin foto kamu dipakai buat data licensing.
2. Kalau foto kamu udah oke dari sisi legal, compliance, dan metadata, tapi kualitasnya kurang memenuhi standar minimal, maka foto tersebut cuma bisa dijual dengan lisensi data licensing aja.
3. Kalau gagal gimana? Nah, kalau foto kamu gagal di banyak kriteria review, entah itu legal, compliance, metadata, atau kualitasnya jelek banget, maka foto tersebut bakal ditolak dan nggak bisa dijual di Shutterstock.
Saat ini, video yang memenuhi standar legalitas, kepatuhan, metadata, dan kualitas hanya bisa dijual dengan lisensi komersial kreatif dan editorial. Video yang nggak memenuhi standar ini akan ditolak.
Ketentuan Kualitas Foto dan Video
Di Shutterstock, semua konten yang di-upload bakal dicek kualitasnya dulu. Ada beberapa hal umum yang sering bikin foto dan video kamu nggak lolos review. Supaya bisa diterima di Creative Marketplace, yuk pastikan foto dan video kamu memenuhi semua kriteria kualitas di bawah ini.
Focus
Foto dan video kamu harus punya titik fokus yang jelas dan tajam. Kalau kamu pakai teknik depth of field yang dangkal (latar belakang blur), pastikan area fokusnya tepat di subjek utama. Foto atau video yang blur atau nggak fokus karena goyang kamera atau efek blur yang nggak disengaja, nggak bakal diterima di Shutterstock.
Exposure
Selain fokus, pencahayaan yang tepat juga penting banget! Foto dan video kamu harus punya pencahayaan yang seimbang dan pas sama subjek utamanya. Teknik pencahayaan kreatif kayak high-key lighting (banyak cahaya) dan low-key lighting (sedikit cahaya) boleh aja dipakai, tapi harus dieksekusi dengan baik. Foto atau video yang terlalu gelap (underexposed), terlalu terang (overexposed), atau pencahayaannya nggak konsisten, nggak bakal lolos!
Noise
Noise ini ada 2 jenis, yaitu noise warna (chrominance noise) dan noise terang-gelap (luminance noise). Noise warna bikin warna antar pixel kayak nggak konsisten, sedangkan noise terang-gelap bikin titik terang dan gelap pada foto jadi terlihat kasar.
Biasanya, noise muncul kalau kamu pakai setting ISO yang tinggi di kamera. Meskipun efek noise bisa dipakai untuk gaya foto tertentu, tapi kalau berlebihan, foto dan video kamu nggak bakal diterima.
Film Grain
Film grain ini kayak bintik-bintik halus berwarna perak yang berasal dari film analog itu sendiri. Mirip dengan noise digital, film grain biasanya muncul kalau kamu pakai setting ISO tinggi di kamera analog. Makanya kenapa konten kamu bakal ditolak kalau ada masalah film grain!
Compression Artifacts
Pernah lihat foto yang kayak ada kotak-kotak kecil di gambarnya? Nah, itu namanya compression artifacts. Efek ini muncul kalau foto dikompres dengan format JPEG secara berlebihan. Biasanya, compression artifacts ini terlihat di sekitar pinggiran objek atau di area dengan warna seragam, misalnya langit biru. Karena compression artifacts bikin kualitas foto jadi jelek, foto yang dikompres berlebihan nggak bakal diterima di Shutterstock.
Color Banding/Pasterization
Color banding atau pasterization ini terjadi ketika perpindahan antar warna terlihat tiba-tiba dan muncul garis-garis kasar di antara warnanya. Misalnya, langit yang seharusnya punya gradasi biru halus dari muda ke tua, malah jadi bergaris-garis tegas. Foto atau video yang mengalami color banding secara nggak sengaja nggak bakal diterima di Shutterstock.
Pixelation
Pixelation biasanya terjadi kalau gambar digital diperbesar terlalu jauh, sampai-sampai titik-titik pembentuk gambar (pixel) jadi terlihat jelas. Karena pixelation bikin resolusi gambar jadi jelek, foto atau video yang pecah-pecah nggak bakal lolos review Shutterstock.
Composition
Komposisi adalah tentang gimana kamu ngatur elemen-elemen dalam fotomu. Setiap elemen visual yang muncul di foto atau video harus diperhatikan fungsinya dan ditata dengan baik biar enak dilihat. Hal-hal yang bikin komposisi foto jelek kayak garis horizon yang miring, elemen yang terlalu mengganggu perhatian, atau objek yang nutupin subjek utama, bakal bikin konten kamu di-reject.
Post-Production
Editing dan efek pasca produksi bisa bikin konten kamu makin keren, tapi kalau berlebihan malah bisa jelek. Mau kamu pakai filter, edit compositing, cloning, atau masking objek, semuanya harus dikerjain dengan rapi dan teliti. Sebagai contoh, kalau kamu masking objek supaya background-nya jadi putih, pastikan pinggiran objeknya halus dan nggak bergerigi. Efek cloning atau healing brush juga harus seamless alias nggak kelihatan bekas editannya. Filter yang kamu pakai harusnya bikin foto atau video kamu jadi lebih bagus, bukan malah aneh. Intinya, edit yang asal-asalan atau malah merusak kualitas konten bisa bikin konten kamu ditolak.
Sensor Spots / Lens Dust
Debu atau noda pada lensa atau sensor kamera (biasanya disebut sensor dust atau lens dust) bisa bikin titik-titik hitam muncul di foto dan video kamu. Noda air atau bekas embun di lensa juga bisa ngefekin hal yang sama. Foto dan video yang terganggu sama noda-noda ini nggak bakal diterima di Shutterstock.
Reflections
Objek yang memantulkan cahaya, kayak hiasan natal, jendela, kaca spion, atau bumper krom, bisa ngasih pantulan yang nggak pas sama fotomu. Misalnya, kacamata hitam yang ngeliatin bayangan si fotografer, atau lampu studio yang nggak sengaja kepantul di kaca. Konten yang punya pantulan cahaya yang mengganggu nggak bakal diterima, lho!
Digital Conversion Quality
Pernah nggak kamu scan foto lama atau lukisan supaya bisa disimpan secara digital? Nah, proses mengubah data analog ke format digital ini disebut digital conversion. Meskipun digitalisasi punya banyak manfaat, tapi kalau prosesnya nggak hati-hati, bisa muncul masalah kualitas. Contoh masalahnya adalah hasil scan yang blur atau nggak fokus, atau muncul debu, kotoran, rambut, atau noda lain di hasil scan. Biasanya, masalah ini terjadi karena kamu nggak ngerol foto atau lukisan dengan rata di permukaan scanner, atau kamu lupa membersihkan foto/lukisan dan scannernya sebelum diproses. Nah, jadi hati-hati ya, biar konten kamu nggak ketolak karena alasan ini!
White Balance
White balance itu fungsinya buat ngilangin warna dominan yang nggak natural, kayak biru, orange, atau hijau. Dominasi warna ini bisa terjadi nggak sengaja atau sengaja. Dominasi warna nggak sengaja biasanya muncul kalau setting white balance di kamera nggak sesuai sama sumber cahaya yang kamu pakai (misalnya, lampu pijar, lampu neon, cahaya siang hari, cahaya teduh, dll). Dominasi warna yang disengaja biasanya dipakai oleh fotografer atau videografer buat ngasih efek kreatif tertentu, misalnya untuk ngubah suasana atau ngedapetin gaya tertentu. Nah, konten yang warna dominannya nggak disengaja atau efek white balance yang jelek nggak bakal lolos review.
Styling
Styling itu tentang gimana kamu ngatur dan menampilkan subjek dan properti dalam fotomu supaya terlihat rapi dan menarik. Pada umumnya, semua elemen yang ada di foto harus bersih dan ditata dengan baik supaya bisa memperkuat ceritamu. Hal-hal yang harus dihindari dalam styling misalnya baju yang kotor, makanan yang berantakan, kuku yang kotor, dan lain-lain. Soalnya, foto yang punya masalah styling kayak gitu nggak bakal diterima.
Ketentuan Kualitas Khusus Video
Aliasing / Moiré
Efek pola garis-garis aneh atau getar di objek yang biasanya muncul pada objek dengan detail berulang dinamakan efek moiré. Contohnya, baju bergaris atau kumpulan titik-titik yang rapat. Video yang kena efek moiré pastinya nggak bakal lolos review, ya.
Camera Stabilization / Movement
Dalam dunia video, pergerakan kamera seperti panning (geser horizontal), tilting (geser vertikal), zooming, dolly shots (bergerak maju/mundur), dan handheld shots (pegang kamera langsung) harus dilakukan dengan halus dan terarah. Video yang pergerakan kameranya kasar, nggak stabil, atau zooming yang mendadak bisa di-reject sama tim review Shutterstock.
Distortion / Anomaly
Pasti kamu pernah lihat video yang kayak ada gangguan kedip-kedip, goyang nggak karuan, objeknya bengkok-bengkok, atau ada efek visual aneh lainnya? Nah, itu namanya distorsi atau anomaly. Pastikan videomu bebas dari ini biar nggak ketolak Shutterstock!
Editing
Kalau kamu mengedit video dengan cara memotong dan menggabungkan beberapa klip, editannya harus jelas tujuannya dan punya tempo yang enak dilihat. Videomu bakal ditolak kalau potongan videonya nggak lengkap, terlalu banyak efek black di awal atau akhir video, montage yang asal-asalan dan membingungkan penonton.
Frame Rate / Shutter Speed
Frame rate video adalah jumlah gambar per detik yang muncul di video kamu. Shutterstock menerima video dengan berbagai macam frame rate. Video yang punya masalah frame-rate nggak standar, efek ghosting, duplicate frame, skipped frame, frame blending, atau gerakan video yang tersendat bisa bikin kontenmu ditolak!
Interlacing
Interlacing, atau sering disebut juga sebagai combing, adalah garis-garis horizontal di pinggiran objek yang bergerak. Efek ini bikin video kamu terlihat tua dan kualitasnya kurang bagus, tentunya bakal bikin videomu nggak lolos review juga.
Still Photos
Konten yang berupa foto diam dengan efek gerak sederhana yang ditambahkan di pasca produksi, misalnya panning atau zooming dasar, nggak bakal diterima di Creative Marketplace.
Kalau kalian masih mau mempelajari lebih tentang teknik foto atau video yang baik, kalian bisa cek di microstocker.id, ya. Ada banyak video modul dan rekaman event yang pastinya bisa bantuin kalian di permasalahan itu. Kalian juga boleh banget tulis di kolom komentar tentang pertanyaan atau hal yang masih mengganjal selama produksi.